Contoh Proposal
Nama : Avin Ainun Biru Anim
Npm : 15020041
MK : TI
PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL BAGI REMAJA PADA PERENCANAAN KARIR
(Proposal)
(Proposal)
Oleh
AVIN AINUN BIRU ANIM
15020041

SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMDIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL BAGI REMAJA PADA PERENCANAAN KARIR
(Proposal)
(Proposal)
Oleh
AVIN AINUN BIRU ANIM
15020041
Proposal
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian 2
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMDIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
hidayah-Nyalah sehingga proposal ini dapat penulis selesaikan walaupun masih
banyak kekurangan dan kelemahan dalam bentuk penulisan maupun isi. Sehingga
proses penulisan Proposal yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Formal Bagi Remaja Pada Perencanaan Karir” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan proposal ini,penulis menyadari akan berbagai
keterbatasan yang ada namun berkat keterlibatan semua pihak maka semua
keterbatasan itu dapat diatasi. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H.A. Rahman, M.M.,M.Pd., selaku ketua STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Bapak Drs. H. Saikhoni, M.Si., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Dr. Hardi Santosa, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian II.
4. Para Dosen dan Staff Tata Usaha STKIP Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
5. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak sempat penulis
sebutkan namanya satu persatu.
Penulis berharap semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi hasil yang lebih baik.
Pringsewu,20
November 2017
AVIN AINUN BIRU ANIM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian........................................................ 2
C.
Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 3
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan
Pustaka............................................................................. 4
1.
Pendidikan
Formal.................................................................... 6
2.
Remaja...................................................................................... 9
3.
Perencanaan
Karir..................................................................... 11
B. Kerangka Pikir................................................................................. 15
C. Hipotesis.......................................................................................... 17
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Definisi
Operasional Variabel......................................................... 18
B.
Instrument
Penelitian...................................................................... 18
C.
Populasi,Sample
dan Teknik Sampling........................................... 19
D.
Teknik Analisis
Data....................................................................... 21
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh
menyatakan bahwa hari depannya suram,tidak jelas,mau jadi apa nanti,dimana ia
akan bekerja nanti,profesi apa yang cocok baginya,dan sebagainya.Akan tetapi di
lain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya,karena kenyataan hidup
dalam masyarakat lingkungannya dengan macam sekolah dan sistem pendidikan yang
dilaluinya” Zakiah Darajat dalam (Hutasuhut,1991;5).
Melihat pendapat diatas pendidikan dianggap suatu
wadah dalam memilih karir yang matang akan sangat berpengaruh pada masa depan.
Namun pada dasarnya remaja belum dapat mencapai tugas perkembangan karir secara
optimal ini dikarenakan remaja belum mengenal dunia karir,potensi yang dimiliki
serta sudah memiliki bayangan negatif tentang
berbagai perkerjaan yang ada dalam tataran masyarakat.Kurangnya membuka
wawasan mengenai karir akan menciptakan pola fikir bahwa karir adalah seuatu
yang hanya menghasilkan uang banyak serta menunjukan status sosial di
masyarakat padahal karir juga merupakan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang
tidak hanya membicarakan masalah uang.
Data yang dipaparkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik)
pada tahun 2004 mencapai 348.107 orang meningkat menjadi 612.174 orang pada
tahun 2011 data tersebut berdasarkan pengangguran terdidik,sedangkan
pengangguran terbuka di indonesia sebesar 5,7 % atau 7,15 juta jiwa/febuary
2014. Angka tersebut berdasarkan mayoritas pengangguran individu 19-24 tahun termasuk putus sekolah dan sudah
lulus,namun belum mendapat pekerjaan karena kurang memiliki kemampuan dalam
kompetensi yang di butuhkan dunia kerja.(pikiran rakyat;kamis,1 november
2012:29)(pemberitaan dalam jaringan online;selasa,2014).
Dari data yang dipaparkan oleh BPS menunjukan bahwa
penyeleggaraan perencanaan karir dengan baik di sekolah(formal) maupun
dilingkungan masyarakat (informal) bisa saja membantu apabila dikembankan
secara optimal namun tidak hanya itu meningkatkan SDM (Sumber daya Manusia)
atau skill dalam berkarir angat dibutuhkan dan harusnya dapat dikembangkan guna
menciptakan SDM yang berkualitas,akan tetapi banyak yang tidak menyadari
skill,potensi yang dimiliki sehingga terbuang sia-sia .
Tak jarang ditemui orang-orang yang sukses menjadi wira
usaha hanya lulusan SD,SMP, atau bahkan putus sekolah,namun mereka dapat
menyadari skill,potensi yang dimiliki serta cerdas membaca peluangmpendidikan
yang tak hanya didapat dari sekolah namun juga didapat dari lingkungan
masyarakat.Orang-orang seperti ini yang cerdas membaca peluang adalah orang
yang berfikir kritis dalam keadaan terjepit maka dari itu untuk para remaja diperlukannya
bimbingan oleh orang yang profesional di bidangnya,karena pada dasarnya remaja
masih kesulitan untuk melakukan perencanaaan karir untuk kedepannya dari
pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas serta meneliti lebih lanjut
lagi topik tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan yaitu “Adakah pengaruh
pendidikan formal bagi perencanaan karir remaja” berdaasarkan rumusan masalah
di atas,kemudian penulis menuangkan dalam judul proposal sebagai berikut:
“Pengaruh
Pendidikan Formal Bagi Remaja Pada Perencanaan Karir”
C.
Ruang Lingkup
Penelitian
Untuk menjaga agar penulisan ini tidak menyimpang dari
permasalahan maka penulis membatasi ruang penulisan sebagai berikut:
1. Objek Penelitian Pengaruh Pendidikan Formal pada
Perencanaan Karir Remaja
2. Subjek Penelitian yang di ambil adalah Siswa kelas XII
SMK N1 GADINGREJO dan Alumni SMK N1 GADINGREJO
.
3. Waktu Penelitian tahun ajaran 2017/2018
4. Tempat Penelitian Pringsewu.
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pendidikan formal pada perencanaan karir
remaja.
E.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat
penelitian
Penelitian ini peneliti lakukan dengan harapan hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti
Penelitian ini berguna sebagai salah satu acuan ilmu menambah wawasan maharemaja
serta ilmu pengetahuan dalam penelitian pengaruhpendidikan
formal bagi remaja pada perencanaan karir.
b. Manfaat
akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Metodologi Penelitian
II , sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua
pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan Formal
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada
dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, didalam dan diluar
sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dari generasi ke
generasi. Pendidikan sangat bermakna bagi kehidupan individu, masyarakat, dan suatu
bangsa. Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus upayasadar,
didalamnya tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dapat melekat
pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidikan, serta pada lingkungan dan
sarana pendidikan (Dwi Siswono, 2008:27). Dari pengertian di atas dapat di
pahami bahwa bahwa
pendidikan merupakan suatu proses yang kontinu,pendidikan akan
terus berlangsung sampai akhir hayat yang akan berguna bagi semua kalangan.
Beberapa
definisi yang disampaikan oleh beberapa ahli tentang pendidikan. Pendidikan
adalah upaya memanusiakan manusia muda (Dwiyarhara; 1983/1984: 19).
Directionary of education (Dalam Dirjen Dikti , 1983/1984 : 19) menyatakan
bahwa pengertian pendidikan adalah suatu proses seseorang didalam mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat
tempat ia hidup. Dalam GBHN Tahun 1973 menyatakan, bahwa pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik
di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan UUSPN No.
2 Tahun 1989 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / atau pelatihan bagi
perananya di masa yang datang. Begitu pula dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Berdasarkan
berbagai pengertian tentang pendidikan di atas yang dipaparkan oleh bebrapa
ahli dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendidikan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kepribadiannya melalui lembaga-lembaga yang bertujuan untuk
memberi pengarahan dan bimbingan, maupun latihan yang diberikan kepada anak
dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan yang
dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien akan mempercepat jalannya
proses pembudayaan bangsa dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
(Fuad Ihsan, 2001: 3). Oleh karena itu proses pendidikan harus mendapatkan
perhatian khusus, agar dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas
(Ngalim Purwanto, 1996: 13). ketika suatu proses pendidikan sudah menciptakan
SDM yang berkualitas maka akan sangat menunjang dalam perencanan karir di masa
mendatang. Melalui pendidikan akan lahir manusia- manusia yang mampu memberikan
sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki
b. Pengertian Pendidikan
Formal
Secara umum jalur pendidikan dapat dikatagorikan dalam
tiga kelompok yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berperencanaan
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berperencanaan, sedangkan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat
11, mengatakan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berperencanaan yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Tahapan serta jalur dalam pendidikan telah diatur dalam sistem
pendidikan nasional.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang secara
sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti
harus berperencanaan dan berkesinambungan (Umar Tirtarahardja, 2005:164).
Menurut Hadari Nawawi mengemukan arti tentang pendidikan formal dalam Fuad
Ihsan (2001:77), yaitu: Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang
diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu
lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Dari pengertian di atas dapat di tarik
kesimpulan Pendidikan formal dirancang untuk memberikan pendidikan yang
sistematis melalui lembaga,lembaga pemerintah maupun milik swasta semua
dirancang untuk memberikan pendidikan yang sistematis.
Dengan adanya pendidikan formal maka dapat menolong
tugas-tugas yang seharusnya diberikan oleh pendidikan informal akan kebutuhan
pengetahuan dan keterampilan bagi seorang anak. Pendidikan formal mengakibatkan
manusia terus menerus berada dalam setting buatan, yang bersifat modern, yang kadang-kadang
membahayakan anak didik sendiri yakni “menjadi golongan manusia tersendiri
dalam masyarakatnya”. Sehingga anak-anak menjadi terasing dari masyarakat.
Begitu pula dengan pendidikan formal yang semakin terperinci/mengkhususkan
menjadikan seseorang hanya menguasai bidang tertentu dan buta bidang-bidang
lain (Soelaiman Joesoef, 2004:68). Berdasarkan uraian diatas, maka pendidikan
formal, merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berperencanaan yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan 14 tinggi
dengan periode tertentu serta memiliki program dan tujuan yang disesuaikan
dengan perencanaan yang diikuti dalam mendidik.
2.
Remaja
a.
Pengertian Remaja
Menurut
Zakiah Darajat (1990:23) remaja adalah masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan dewasa.dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.Batasan usia remaja yang
biasa dipakai oleh para ahli adalah antara 12-21 tahun.
Pada masa ini
memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan mimpi basah. Kini,
dikenal adanya pubertas
dini pada remaja.
Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri,
DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon
estrogen. Hormon ini
diketahui sangat berperan
dalam mengatur perkembangan.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan
diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada
masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan keputusan.
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and
Stress). Karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik
maka ia akan
menjadi seorang individu
yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa
menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik.
Remaja
merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Santrock (2009:26)
mengatakan bahwa remaja (adolescence) diartikan sebaga masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial-emosional. Sementara itu, menurut Yusuf (2009:11)
mengatakan bahwa fase remaja merupakan masa terjadi banjir hormon, yaitu
zat-zat kimia yang sangat kuat, yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar
endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh oleh aliran darah. Pengertian masa remaja
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa remaja adalah masa transisi antara
anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, kematangan organ
seksual, perkembangan sosial dan psikologis, serta peralihan dari masa
ketergantungan kepada orang lain menjadi individu yang lebih mandiri. Selain
itu, remaja SMA dapat dikategorikan sebagai individu yang telah memasuki usia
remaja awal, yaitu individu yang berada dalam rentang usia 12-21 tahun bagi
wanita dan usia 13 -22 tahun bagi laki-laki.
b.
Tugas Perkembangan Remaja
Sekian banyak
tugas perkembangan remaja (kira-kira usia 18 sampai dengan 24 tahun), yaitu
tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dan kehidupan keluarga merupakan
tugas yang sangat banyak, sangat penting dan sangat sulit dihadapi serta
diatasi. Proses perkembangan karir pada remaja tidak mudah untuk dilaksanakan,
akan tetapi remaja diharuskan mampu dalam mengatur beberapa tugas yang
berkaitan dengan karir remaja.
Menurut Elizabeth dan Hurloc ada beberapa tugas
perkembangan remaja yang seharusnnya di miliki atau dikusai oleh remaja itu
sendiri. menerima diri sendiri
dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri serta memilih dan juga
mempersiapkan karir (pekerjaan) serta menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial adalah hal yang seharusnya dicapai pada usia remaja.
a) Menurut Elizabeth (Nurhayati, 2011:281) “tugas
perkembangan pada masa remaja adalah menemukan kelompok sosial yang cocok dan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial.”
Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapai dengan harapan bahwa
aktivitas kerja yang dilakukan membawa kepada suatu perubahan dan keadaan yang
lebih memuaskan.
b) Menurut Hurlock (Yusuf, 2009:21-23) Tugas utama
perkembangan remaja dipaparan sebagai berikut:
a. menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
b. mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau
figur-figur yang mempunyai otoritas
c. mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
d. menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan
terhadap kemampuannya sendiri
e. memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri)
atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
f. mampu meninggalkan
reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan
g. memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
3.
Perencanaan
Karir
a.
Pengertian
Karir
Karier merupakan hal yang penting bagi manusia dalam kehidupannya,zaman
sekarang karir bukan lagi hanya sekedar pekerjaan yang menghasilkan banyak uang
melainkan menunjukan status sosial di mayarakat,ajang unjuk gengsi dalam
tataran masyarakat umum. Karir merupakan suatu
keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani hidup dan
mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, individu harus
memiliki kekuatan yang dimiliki seperti penguasaan kemampuan dan aspek yang
menunjang kesuksesan karir.
Menurut Ekaningrum (2002) menyatakan
bahwa karier digunakan untuk menjelaskan peran seseorang dalam status
pekerjaan. Proses perkembangan karier seseorang dimulai sejak dini yaitu dari
usia kanak-kanak sampai tua yang memiliki tahapan perkembangan karier.
Handoko
(2000) menyatakan bahwa karier merupakan semua pekerjaan atau jabatan yang ada
dalam kehidupan pekerjaan seseorang.
Menurut
Dariyo (2004), karier merupakan suatu proses pemilihan pekerjaan bagi individu
yang mempunyai beberapa tahap perkembangan.
Berdasarkan
pengertian dari bebrapa ahli di atas dapat di tarik satu garus besar bahwa
pekerjaan yang di pilih oleh individu itu sendiri.
Dalam
penelitian ini secara singkat, pengertian karier merupakan suatu peran yang
ada pada tahap perkembangan terkait dengan kesiapan dirinya terhadap dunia
kerja baik pada perkembangan dewasa maupun remaja.
Dalam penelitian ini secara
singkat, pengertian karier merupakan suatu peran yang ada pada tahap
perkembangan terkait dengan kesiapan dirinya terhadap dunia kerja baik pada
perkembangan dewasa maupun remaja.
b. Pengertian Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah sesuatu yang menyangkut masa
depan dalam jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh hari.
Merencanakan kemana seseorang ingin melangkah dan apa yang ingin dicapai.
Berikut dijelaskan beberapa pengertian perencanaan karir menurut Frank Parson dalam
Winkel & Hastuti (2010:408) Simamora (2011:504).
Frank Parson dalam Winkel & Hastuti (2010:408)
merumuskan perencanaan karir yaitu suatu cara untuk membantu remaja dalam
memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan potensi mereka, sehingga dapat
cukup berhasil di bidang pekerjaan. Perencanaan karir perlu disiapkan sebelum remaja
terjun secara langsung dalam dunia karir. Perencanaan karir didasarkan atas
potensi yang dimiliki remaja sehingga tidak ada pertentangan antara karir yang
dipilih dengan potensi yang ada pada diri remaja.
Simamora (2011:504) mengemukakan bahwa perencanaan karier
(career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi
dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan- tujuan karir. Perencanaan
karir melibatkan pengidentifikasian tujuan- tujuan yang berkaitan dengan karir
dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam proses
perencanaan karir individu akan memperoleh pengetahuan tentang potensi yang ada
pada diri yang meliputi keterampilan, minat, pengetahuan, motivasi, dan
karakteristik yang digunakan sebagai dasar dalam pemilihan karir yang kemudian
dilanjutkan dengan menentukan tahapan untuk bisa mencapai karir yang sudah
dipilih.
Diteruskan pula oleh Simamora (2011:504) bahwa,
perencanaan karier merupakan proses untuk, menyadari diri sendiri terhadap
peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan, dan
konsekuensi-konsekuensi, mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan
karier, dan penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu,
dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karier.
Berdasarkan pendapat Simamora di atas bahwa perencanaan
karir perlu adanya memahami diri,potensi yang dimiliki,minat dan paham tujuan
yang akan di capai.Menerima konsekuensi atas pilihan yang di buat demi mencapai
tujuan serta menyiapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.Setelah remaja
mampu menentukan sasaran karir kemudian dapat ditentukan cara-cara yang harus
dilalui untuk meraih karir yang telah dipilih.
c. Perencanaan
Karir Remaja
I.
Aspek-aspek Perencanaan Karir
Remaja
a) Suherman (2009: 116) mengatakan bahwa dalam aspek
perencanaan karir terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut :
1) mempelajari informasi karir. Informasi karir mencakup
segala informasi yang terkait dengan karir. Informasi karir bisa didapatkan
dari berbagai macam sumber, misal media elektronik, media cetak ataupun sumber
yang bersangkutan secara langsung. Remaja yang memiliki perencanaan karir akan
memanfaatkan Informasi yang telah didapat dari berbagai sumber untuk dipelajari
sehingga setiap remaja memiliki pemahaman tentang karir
2) membicarakan karir dengan orang dewasa. Remaja yang
memiliki perencanaan karir akan mempunyai anggapan bahwa orang dewasa merupakan
orang yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan termasuk salah satu
pengalaman dan pengetahuan tentang karir
3) mengikuti pendidikan tambahan (kursus). Mengikuti kursus
atau pendidikan tambahan diharapkan agar remaja memilki ketrampilan terkait
dengan karir yang telah dipilih dalam perencanaan karir. Memiliki ketrampilan
yang dibutuhkan dalam karir akan mempermudah remaja untuk dapat sukses dalam
karir yang telah direncanakan
4) berpartisipasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Remaja
yang memiliki perencanaan karir akan memanfaatkan ekstrakurikuler di sekolah
sebagai media untuk menambah ketrampilan yang akan digunakan dalam pencapaian
karir yang sesuai dengan cita- cita setiap remaja. Remaja yang tidak memiliki
perencanaan karir maka remaja akan bersikap cuek dan acuh serta mempunyai
anggapan bahwa ekstrakurikuler tidak mendatangkan manfaat apapun
5) mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan
yang diinginkan. Sama dengan pendidikan tambahan dan ekstrakurikuler,
diharapkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan yang
diinginkan maka akan menambah ketrampilan yang ada pada diri remaja serta
peningkatan pengetahuan tentang karir
6) mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan. Remaja yang
memiliki perencanaan karir maka akan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
tentang kondisi pekerjaan yang diinginkan. Remaja bisa memanfaatkan berbagai
media serta berbagai sumber informasi untuk mengetahui kondisi pekerjaan yang
diinginkan. Beberapa sumber antara lain media elektronik, cetak, maupun orang
yang sudah berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang karir
7) mengetahui persyaratan pendidikan untuk karir yang
diinginkan. Untuk memasuki karir maka dibutuhkan syarat-syarat tertentu. Salah satu dari syarat memasuki karir adalah
syarat pendidikan. Secara umum tuntutan pendidikan akan diberlakukan untuk
memasuki karir tertentu
8) dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat
dari sekolah. Remaja yang mempunyai perencanaan karir pasti sudah ada
perencanaan dalam diri terkait tentang langkah yang harus dilakukan setelah
lulus dari sekolah. Setelah lulus dari sekolah maka remaja akan melakukan
hal-hal yang bermanfaat bagi karir. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
remaja akan terarah pada kegiatan yang akan menunjang kesuksesan karir yang
telah direncanakan remaja
9) mengetahui cara dan kesempatan memasuki karir yang
diinginkan. Salah satu tujuan dari perencanaan karir adalah untuk bisa mencapai
kesuksesan karir di masa depan. Untuk mencapai kesuksesan karir maka remaja
harus mampu mengetahui cara memasuki karir yang diinginkan. Sehingga remaja
yang memiliki kemampuan perencanaan karir pasti memiliki pengetahuan tentang
cara dan kesempatan untuk memasuki karir yang diinginkan.
10) mengatur waktu luang secara efektif Remaja yang memiliki
kemampuan perencanaan karir, maka remaja akan memanfaatkan waktu yang ada
dengan sebaik mungkin. Salah satu dari remaja yang memiliki perencanaan karir
yaitu remaja akan mampu mengatur waktu luang secara efektif. Waktu luang yang
ada akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi karir yang
telah direncanakan.
b) Menurut Jordan (Yusuf, 2009:27) aspek-aspek dalam
perencanaan karir meliputi:
1) pemahaman karier adalah membantu pribadi untuk
mengembangkan kesatuan dan gambaran diri serta peranan dalam dunia kerja
2) mencari informasi, remaja yang memiliki perencanaan karir
akan memanfaatkan informasi yang telah didapat dari berbagai sumber untuk
dipelajari sehingga setiap remaja memiliki pemahaman tentang karir
3) perencanaan dan pengambilan keputusan, merupakan suatu
proses untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, remaja yang tidak
memiliki aspek-aspek seperti yang telah disebutkan dapat dikatakan sebagai
remaja yang tidak memiliki perencanaan karir sehingga perlu diberikan bantuan
agar remaja tersebut bisa merencanakan karir setelah lulus dari perencanaan
pendidikan Formal,pada poin ke 3 perencanaan karir menurut Jordan adalah
langkah yang paling menentukan .
II.
Karakteristik Perkembangan Karir
Remaja
Karir bagi remaja merupakan sesuatu yang secara sosial
diakui sebagai cara untuk memenuhi kepuasan berbagai kebutuhan atau keinginan
yang tidak terpuaskan secara penuh. Karir juga dapat mengembangkan perasaan
ingin diakui dalam masyarakat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dan
mencapai tujuan hidup.
a) Menurut Uman (2009:113), karakteristik perkembangan karir
remaja sesuai dengan karakteristik perkembangan karir tahap ekplorasi (usia
15-24 tahun) Tahap ekplorasi ditandai dengan mulai melakukan penilaian diri
(self examination), mencoba membagi berbagai peranan, serta melakukan
penjelajahan pekerjaan atau vokasional baik di sekolah, pada waktu senggang,
maupun melalui system magang. Level eksplorasi meliputi tiga sub tahap yaitu:
1. tahap tentatif (usia antara 15-17 tahun). Tahap ini
dikarakteristikan dengan mulai dipertimbangkan aspek- aspek kebutuhan, minat,
kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Pilihan pada masa
tentative ini mulai diusahakan untuk keluar dari fantasi, baik melalui diskusi,
bekerja, maupun aktivitas lain
2. tahap transisi (usia antara 18-21 tahun). Tahap ini
dikarakteristikan dengan menonjol pertimbangan yang lebih realistis untuk
memasuki dunia kerja atau latihan profesional serta berusaha
mengimplementasikan konsep diri;
3. tahap mencoba (usia antara 22-24 tahun). Tahap ini
dikarakteristikan dengan mulai ditemukan lahan atau lapangan pekerjaan yang
dipandang cocok, serta mencoba sebagai sesuatu yang sangat potensial.
b) Menurut Muro & Kottman (Suherman, 2009: 114-115)
karakteristik perkembangan karir remaja adalah sebagai berikut
1. pengetahuan diri, meliputi memperoleh pengetahuan tentang
pentingnya konsep perkembangan karir, mengembangkan keterampilan untuk
berinteraksi dengan orang lain, mengembangkan kesadaran tentang pentingnya
perkembangan emosional, dan fisik dalam pengambilan keputusan karir
2. pengembangan pendidikan kejuruan, meliputi mengembangkan
kesadaran tentang pentingnya prestasi pendidikan untuk melihat peluang karir,
mengembangkan kesadaran tentang hubungan belajar dengan pekerjaan, memperoleh
keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir dan memperoleh
kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat
3. perencanaan dan eksplorasi karir, meliputi mengembangkan
kesadaran hubungan timbal balik antara peran hidup, gaya hidup dan karir,
mengembangkan kesadaran perbedaan vokasional dan perubahan peran laki-laki dan
perempuan.
Berdasarkan pemaparan pendapat di atas yang terkait dalam
penelitian ini bahwa karakteristik perkembangan karir pada remaja yaitu: tahap
tentatif, tahap transisi, tahap mencoba serta pengetahuan diri,pengembangan
pendidikan kejuruan,
perencanaan dan eksplorasi karir. Remaja seharusnya mampu memahami potensi-potensi seperti kemamuan
akademik, bakat, minat yang berhubungan dengan pekerjaan yang ingin
dikembangkan.
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan formal
merupakan wadah pendidikan yang tersistem, terstruktur dan berperencanaan
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dengan tujuan mengasah keterampilan diri,wawasan serta komunikasi.Karena
pendidikan berlangsung sepanjang hayat ada fase dimana pendidikan menemukan
masa remaja,dalam masa remaja itu sendiri fase dimana masa transisi dari
kanak-kanak ke dewasa yang dimulai dari umur 12-21 tahun. Remaja dituntut untuk dapat memahami yang ada dalam dirinya
potensi,bakat dan minat.
Pemanfaatan media
pendidikan sebagai salah satu tahap dalam memilih karir bukanlah tidak
mungkin,karena pendidikan bukan saja wadah untuk pemberian ilmu pengetahuan
namun sebagai sarana untuk pembelajaran dalam segala hal. Pengaruh pendidikan
formal yang ada di indonesia dalam tahap perencanaan karir remaja sudah mulai terlihat
hasilnya dari beberapa penelitian yang penulis baca dari jurnal-jurnal
penelitian yang membahas mengenai Bimbingan Karir,ini dilakukan guna
merencanakan karir kedepannya.Dengan demikian ada pengaruh yang terjadi antara pendidikan
romal dengan perencanaan karir remaja. Adapun
kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :
|
PENDIDIKAN FORMAL
|
|
Remaja
|
|
Perencanaan Karir Remaja
|
|
Tugas Perkembangan
|
|
Aspek perencanaan karir remaja
|
|
Karakteristik perekmbangan karir remaja
|
|
KARIR
|
![]() |
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang maih harus diuji kebenarannya secara
empirik.Hipotesis merupakan jawaban sementara atas penelitian,yang kebenarannya
akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan (irawan soehartono,1999:26).
Berdasarkan pernyataan di atasmaka penulis mengajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut: ada Pengaruh Pendidikan Formal Bagi Remaja Pada perencanaan
Karir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel
Kartini Kartono,1986:311 mengemukakan bahwa variabel
adalah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang mempunyai nilai
numerik dan kategorik. Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa variabel
mengandung unsur dan nilai yang dapat diukur dan diamati.
1.
Variabel Bebas
Variabel
bebas/independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendidikan Formal. Yang akan mempengaruhi perencanaan karir pada remaja di masa yang
mendatang,dilakukannya perencanaan karir pada masa pendidikan formal terlebih
lagi masa SMA adalah yang hal yang harus di optimalkan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat/dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perencanaan
Karir Remaja. Perencanaan karir ini
dilakukan setelah remaja sadar dan memahami akan potensi yang dimilki.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dikenal dengan
data penelitian (Mukhtar,2013:109).instrumen penelitian adalah peneliti itu
sedniri karena peneliti menggunakan jenis instrumen
Obervasi,wawancara,dokumentasi.
1. Observasi (pengamatan)
Observassi adalah
proses keterlibatan penelitian dalam situasi sosial,kemudian dia mengungkapkan
seluruh apa yang dilihat,dialami dan dirasakan langsung oleh peneliti
(Mukhtar,2013:109).Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengaruh yang diberikan pendidikan formal pada perencanaan karir Remaja yang mencakup,Perencanaan serta pelakanaan
pendidikan formal itu sendiri dalam perencanaan karir remaja.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses
tanya jawab antara peneliti dengan subjek penelitian atau informan dalam satu
situasi sosial (Mukhtar,2013:118). Wawancara digunakan sebagi teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti,dan juga apabila pnenliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiyono,2013:137)
Wawancara sudah
dipersiapkan sebelumnya dengan matang serta mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan kepada Guru Bk,Waka Kurikulum dan siswa kelas XII SMK N1
GADINGREJO, serta beberapa alumni yang berupa informasi tentang pendidikan formal yang didapat dan perencanaan karir.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah alat
pendukung yang dikumpulkan sebagi penguatan data obsrvasi dan wawancara
(Mukhtar,2013:119). Penelitian ini menggunakan dokumentasi berbentuk
foto-foto,rekaman suara saat wawancara,catatan lapangan berupa dokumen
pendataan dari sekolah tentang catatan alumni SMK N1
GADINGREJO.
C. POPULASI,SAMPLE DAN
TEKNIK SAMPLING
1. POPULASI
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi,Arikunto,1993:102). Berdasarkan
pernyataan disamping penelitian ini dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1: DATA SISWA
KELAS XII SMK N1
GADINGREJO DAN ALUMNI TAHUN AJARAN 2017/2018.
|
NO.
|
KELAS
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
|
PRIA
|
WANITA
|
|||
|
1
|
XII MM
|
11
|
15
|
26
|
|
2
|
XII TGB
|
19
|
16
|
35
|
|
3
|
Alumni XII MM
|
10
|
20
|
30
|
|
4
|
Alumni XII TGB
|
15
|
15
|
30
|
|
|
Jumlah
|
55
|
66
|
121
|
Berdasarkan tabel
tersebut,didaptkan populasi berjumlah 61 siswa kelas XII SMK N1
GADINGREJO dan 60 alumni SMK N1
GADINGREJO tahun pelajaran 2017/2018,yang tersebar
menjadi 2 ruang belajar.
2. SAMPLE
Sample adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, Arikunto, 1993:104). Jumlah
populasi seluruhnya 121 subjek penelitian dasar yang tetapkan peneliti
menggunakan pedoman (Suharsimi,Arikunto,1993:107) yang menyatakan sebagai
berikut :
“untuk sekedar
ancer-ancer,maka apabila jumlah subyeknya kurang dari 100,maka lebih baik
diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutny,jika seubyeknya besar dapat diambil sampel sebesar 10-15 % atau
20-25 % atau lebih dengan pertimbangan tenaga,waktu dan biaya”
Berpedoman pendapat
diatas ,aka sampel penelitian yang diambil
sebesar 25% yaitu 25/100 x 121 = 30 dengan mengambil 15 siswa dan 15
alumni. Dengan demikian,sample penelitian ini berjumlah 30.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah
cara atau teknik yangdigunakan untuk mengambil sample
(Suharsimi,Arikunto,1993:106). Sample diambil dengan cara Judgement Sampling adalah
pengambilan sample dengan melihat karakteristik,minat dan tujuan penelitian
sehingga subjek peneliti tidak memiliki peluang yang sama dalam menjadi sample.
Dalam setiap kelas pengambilan sample dilakukan dengan proposi yang sama yaitu
25% setiap kelas. Prosedur pengambilan sample tersebut sebagi berikut:
a. Melakukan pengamatan
atau observasi secara mendalam dalam setiap kelas untuk alumni dapat menggali
informasi dari dokumen sekolah atau wawancara guru yang bersangkutan.
b. Setelah melihat data
dan melihat hasil pengamatan peneliti menentukan sample yang akan di teliti
sesuai minat,karakter serta tujuan dari penelitian yang dilakukan.
c. Dengan rincian tabel
berikut:
Tabel 2 : DATA SAMPEL
SUBJEK PENELITIAN KELAS XII SMK N1
GADINGREJO DAN ALUMNI TAHUN AJARAN 2017/2018
|
NO.
|
Kelas
|
Jumlah
|
Presentase
|
Jumlah Sample
|
||
|
Hasil
|
Pembulatan
|
|||||
|
1
|
XII MM
|
26
|
25%
|
6.5
|
6
|
|
|
2
|
XII TGB
|
35
|
25%
|
8.75
|
9
|
|
|
3
|
Alumni XII MM
|
30
|
25%
|
7.5
|
7
|
|
4
|
Alumni XII TGB
|
30
|
25%
|
7.5
|
7
|
|
|
|
Jumlah
|
121
|
|
30.25
|
30
|
|
Peneliti menggunakan
cara ini,karena berdasarkan minat peneliti pada subjek tertentu dan dari
beberapa pertimbangan seperti karakter pada subjek,taraf kemampuan serta
perilaku yang nampak pada subjek.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah
proses mngolah,memisahkan,mengelompokan dan memadukan sejumlah data yang
dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah
yang tertruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan
hasil penelitian (Mukhtar, 2013:120)
1. Rencana Analisis data
Langkah-langkah
analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Meganalisis hasil
wawancara dengan siswa dan alumni
2) Mengamati pembelajaran
di lingkup sekolah yang menyangkut semua aspek
3) Menganalisis hasil
catatan lapangan yang diberikan pihak sekolah
2. Rencana Analisis Alat
Ukur
a. Validitas Alat Ukur
“alat ukur /
pengukur yang berfungsi dengan baik itu
akan mampu mengukur dengan tepat mengena gejala-gejala sosial tertentu. Alat
ukur tersebut disebut valid atau jitu” ( Kartini Kartono, 1986 : 99 ).
Validitas alat ukur
dpat dibedakan menjadi 5 macam ;
a. Validitas tampang /
face validity
b. Validitas logis /
logical validity
c. Validitas isi / content
validity
d. Validitas faktor /
factorial validity
e. Validitas empirik /
empirical validity
( Kartini Kartono, 1986
: ioi).
Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan validitas isi berdasarkan pada konsep teoritis yang ada.
b. Reabilitas Alat Ukur
“masalah rebilitas
pengukuran itu terkaitan dengan stabilitas dan core;kematangan (konstansi)
hasil pengukuran” ( Kartini Kartono, 1986 : 111). Untuk mengukur
reabilitas,pada umumnya digunakan 3 teknik pengujian menurut ( Kartini Kartono,
1986 : 112) yaitu:
1) Teknik ulangan
2) Teknik bentuk paralel
atau sejajar
3) Teknik belahan dua.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Jakarta: 2003.
DEPDIKNAS, UURI No 20 Th 2003 Tentang SISDIKNAS, Jakarta : 2003
Fuad, Ihsan. 2001. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Ngalim, Purwanto. 1996. Ilmu Pendidikan Teoritis dan praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Dwi, Siswoyo. 2008 .Ilmu Pendidikan. Yogyakarta.UNY Press
Tirtaraharja, Umar. 2005 . Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Kartini, Kartono. 1986 . Pengantar Metodologi Riset Sosial. Alumni.
Bandung
Irawan, Soehartono. 1999 . Metodologi Sosial. Remadja Rosdakarya.
Bandung
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif.
Jakarta:GP Press Group
Suharsimi ,Arikunto. 1993. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: CV.Rineka Cipta

Comments
Post a Comment